Setelah berhadapan dengan seri yang harus diakui, kurang menggugah, pengenalan Final Fantasy XV yang terlihat menawarkan sesuatu yang berbeda menjadi momen yang tepat untuk menggali memori kembali, apa yang membuat franchise yang satu ini tidak tergantikan di dunia genre JRPG. Di masa ketika ia dikenal sebagai Squaresoft, Square Enix berhasil meramu Final Fantasy sebagai salah satu RPG yang tidak hanya menawarkan visualisasi dan gameplay yang luar biasa, tetapi juga kompleksitas cerita yang akan menangkap hati gamer JRPG manapun. Menariknya lagi, ia selalu dibalut dengan serangkaian momen memorable yang diramu untuk tidak hanya menguatkan sisi cerita, tetapi juga menangkap memori dan emosi gamer. Sebuah formula yang sangat efektif.
Dari semua seri Final Fantasy yang pernah dirilis di pasaran, momen paling memorable aja yang tidak mungkin dilupakan oleh gamer JRPG manapun?
10. Battle of the Gardens [Final Fantasy VIII]
Lupakan tentang akademi militer bernama Garden yang memang harus diakui, tidak menawarkan desain yang pantas untuk diancungi jempol. Namun siapa yang menyangka bahwa di balik markas dengan bentuk seperti keong ini, Squaresoft mampu meramu salah satu adegan paling ikonik di Final Fantasy VIII. Pertarungan antara Balamb dan Galbadia secara frontal meninggalkan kesan yang mendalam. Ini menjadi pertama kalinya gamer dapat melihat kekuatan kedua akademi ini, teknologi yang mereka usung, dan strategi serangan yang dilahirkan lewat pendidikan selama ini. Gameplay yang dibalut dengan pertempuran masif sebagai background dan musik yang menggugah, pertempuran antar kedua Garden ini meninggalkan kesan yang tidak mudah dilupakan.
9. Kefka’s Laugh (Final Fantasy VI)
Seorang badut seharusnya menjadi sumber kebahagiaan dan tawa, namun tidak untuk tokoh antagonis utama Final Fantasy VI – Kefka. Diakui sebagai salah satu seri Final Fantasy terbaik, VI memang masih mengusung tampilan grafis dua dimensi, namun keterbatasan tersebut tidak menghalangi Squaresoft untuk mengembangkan sebuah cerita persahabatan, pengkhianatan, harapan, dan tragedi yang mendefinsikan arti sebuah game role-playing yang sesungguhnya. Dengan suara 16 bit yang muncul darinya, Square berhasil menguatkan sosok karakter Kefka dengan menyuntikkan suara tawa psikopatiknya yang memorable. Semuanya ia lakukan setelah menghabisi seluruh penduduk kota dengan tipu muslihat yang tidak mengenal belas kasihan. Tawa yang masih menjadi mimpi buruk bagi banyak gamer FF hingga saat ini.
8. Yuna’s Wedding (Final Fantasy X)
Sebuah takdir yang malang, ini mungkin menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan hidup Yuna, heroine dari Final Fantasy X. Dilahirkan dari keluarga Summoner, Yuna yang masih muda, harus menjalani hidup dengan tanggung jawab keselamatan dunia di pundaknya. Perjalanannya untuk mencari dan mengumpulkan para Aeon hanyalah satu dari sedikit hal yang harus ia hadapi. Politik akhirnya memaksa Yuna untuk menikahi pria yang tidak ia cintai. Walaupun teman-temannya berjuang bersama untuk memastikan hal ini tidak terjadi, Anda bisa melihat kesedihan yang mendalam di mata Tidus ketika melihat ciuman terpaksa yang harus ia lakukan dengan Seymour. Menjatuhkan diri dari ketinggian dan selamat dalam genggaman Valefor, pernikahan ini adalah satu adegan paling ikonik di FF.
7. Angeal Vs Genesis Vs Sephiroth (Final Fantasy VII: Crisis Core)
Pertempuran besar antara Cloud dan Sephiroth mungkin menjadi akhir dari seri pertama Final Fantasy VII yang sempat dirilis di Playtation dulu, namun di Crisis Core, bintang popularitas ini jatuh pada salah satu scene pertempuran paling epik dan destruktif yang pernah terjadi di Final Fantasy. Game eksklusif PSP ini memuat pertempuran antara tiga karakter penting yang mendefinisikan akar dari seri FF VII itu sendiri – Angeal, Genesis, dan Sephiroth. Pertempuran antara Soldier terbaik yang hadir dari gen Jenova ini berlangsung penuh dengan serangan-serangan mematikan yang mampu meratakan area dengan sangat mudah, terutama dari sisi Sephiroth sendiri. Tidak perlu diragukan lagi, pertarungan yang berlangsung elegan dan sekaligus brutal ini menjadi monumen baru di franchise Final Fantasy.
6. Eidolon Battle – Alexandria (Final Fantasy IX)
Apa yang membuat pertempuran besar di Alexandria Final Fantasy IX ini begitu menarik dan memorable? Satu alasan utama, karena ia akhirnya mewujudkan mimpi yang selama ini mewakili impian para gamer – melihat para summon terbaik di franchise ini bertarung satu sama lain dalam balutan FMV yang luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, fan service ini akhirnya meluncur di FF IX. Tidak hanya Odin dan Atomos yang ditampilkan begitu destruktif, namun pertarungan antara dua summon paling populer di Final Fantasy – Bahamut Vs Alexander lah yang membuat FF IX sulit untuk dilupakan begitu saja. Pertarungan antara dua monster raksasa ini dipastikan mampu menggugah emosi penggemar Final Fantasy, apalagi mereka yang sudah mengenalnya sejak seri awal.
5. Waltz for the Moon (Final Fantasy VIII)
Jika kita membicarakan salah satu kekuatan Final Fantasy, maka desain karakter utama yang tidak pernah diposisikan memiliki kepribadian sempurna boleh terbilang menjadi salah satu identitas utama. Terlepas dari bentuk fisiknya yang luar biasa, Squall Leonheart adalah seorang remaja yang kikuk dan dingin. Namun ini semua ini seolah tercairkan ketika perlahan namun pasti, ia tertarik pada sosok Rinoa. Event yang terjadi di lantai dansa – Waltz for the Moon seolah menjadi awal dari takdir dan tragedi yang akan menimpa dua sejoli ini. Untuk ukuran sebuah game yang dirilis di masa kejayaan Playstation dulu, FMV ini begitu populer, bahkan cukup untuk membuat mereka yang non-gamer atau gamer yang tidak mencintai seri Final Fantasy, mengenalnya.
4. Ending (Final Fantasy VII: Crisis Core)
Sebuah akhir kisah yang tragis untuk seorang tokoh protagonis, tetapi juga menjadi awal untuk kisah protagonis yang lain. Pertarungan besar antara Zack melawan Shinra memang tidak pernah akan berakhir manis. Di bawah deru hujan dan tubuhnya yang sekarat, Cloud berhadapan dengan trauma dan titik balik hidup yang membuatnya menjadi sosok Strife yang selama ini kita kenal. Mewarisi Buster Sword dan keinginan untuk terus memastikan sosok Zack terus hidup dalam memori, Cloud bahkan membangun benteng psikologis yang menghancurkan dan membangun kembali memori yang selama ini tidak ia miliki. Memori bahwa dirinya adalah Zack. Ending Crisis Core menjadi pondasi untuk cerita salah satu tokoh protagonis Final Fantasy dengan gangguan psikologis berat ini. Tidak hanya itu saja, air mata Aerith juga kian menyempurnakan hal tersebut.
3. Lake Macalania Kiss Scene (Final Fantasy X)
Tumbuh dan beranjak dewasa bersama dengan para penggemarnya, ada konten yang lebih dewasa di tawarkan oleh Square Enix di Final Fantasy X. Tidak hanya berkisar tema utamanya yang berkisar tentang keyakinan, tetapi kisah romantis antara dua karakter utamanya – Tidus dan Yuna. Berbeda dengan tiga seri FF sebelumnya yang menjadikan kisah cinta sebagai bumbu yang dipresentasikan dengan sangat implisit, Square Enix sangat terbuka di seri kesepuluh ini. Tidak hanya sekedar lewat dialog atau cerita yang ditawarkan, tetapi juga lewat salah satu FMV paling romantis dan ikonik yang pernah ada – adegan ciuman di Lake Macalania. Ini menjadi kunci yang mendefinisikan salah satu tragedi cinta terbaik di seri FF, sebelum dihancurkan oleh Square Enix sendiri dengan merilis FF X-2 ke pasaran.
2. Aerith’s Death (Final Fantasy VII)
Kematian bukanlah sesuatu yang mudah dihadapi, walaupun itu terjadi di seorang karkater fiksi. Keterikatan yang mulai menguat dengan sosok wanita manis di FF VII – Aerith, yang bahkan mulai dapat diandalkan dalam pertempuran ternyata harus dibayar dengan salah satu adegan paling tragis di sejarah Final Fantasy – kematian Aerith. Pedang Masamune Sephiroth yang haus darah menembus jantung Aerith dan menewaskannya, tepat di depan mata Cloud yang tidak bisa melakukan apapun. Lupakan tentang kualitas visualisasinya yang masih begitu kasar, popularitas dan dampak emosional yang dihasilkan oleh adegan ini begitu kuat hingga petisi pun meluncur untuk memaksa Squaresoft di kala itu, menyediakan alternatif yang memungkinkan Aerith untuk terus hidup. Namun sekali lagi, tragedi ini lah yang akhirnya membentuk dunia FF VII yang lebih kaya.
1. The Opera (Final Fantasy VI)
Pernahkah Anda menikmati sebuah game JRPG yang mampu membuat bulu kuduk Anda merinding hanya karena cerita, karakterisasi, hingga hal sederhana seperti musik yang disuntikkan di dalamnya? Jika belum, Anda harus menjajal seri Final Fantasy terbaik yang pernah diciptakan – Final Fantasy VI. Selain Kefka yang ikonik dan porsi setiap karakter yang mendapatkan cerita yang sama beratnya, seri keenam Final Fantasy ini juga memuat salah satu adegan yang siap untuk memukau setiap gamer yang baru pertama kali mencicipi game yang satu ini. Suara 16 bit midi yang mengalun merdu dan pilihan untuk menentukan lirik yang keluar di layar kaca, suara Celes akan mampu menggetarkan hati gamer penggemar JRPG manapun. Anda yang sempat mencici seri lawas ini tentu saja mengerti sensasi yang dihadirkan oleh scene yang begitu kuat ini.
Di atas adalah 10 momen paling memorable di sepanjang franchise Final Fantasy menurut sudut pandang kami. Sebagian besar memang dimulai dari Final Fantasy VI yang memang mulai mampu memvisualisasikan emosi karakter dengan sangat baik lewat serangkaian scene yang ada, dan tidak hanya terpaku soal pertempuran para hero untuk menyelamatkan dunia. Beberapa seri lain seperti XII dan XIII yang walaupun memiliki sistem battle yang inovatif dan menarik, terhitung gagal untuk meninggalkan momen memorable dan jalinan cerita yang menggugah. Dengan tren kualitas yang kian menurun, adalah harapan bagi para gamer penggemar FF untuk dapat menemukan kembali momen luar biasa sekelas 10 momen di atas untuk Final Fantasy XV mendatang.
Bagaimana menurut Anda gamer yang juga menggemari Final Fantasy? Momen mana yang menurut Anda paling memorable dari semua seri Final Fantasy yang pernah Anda mainkan, namun kebetulan tidak masuk di dalam list kami? Feel free to discuss and expand the list..
Di atas adalah 10 momen paling memorable di sepanjang franchise Final Fantasy menurut sudut pandang kami. Sebagian besar memang dimulai dari Final Fantasy VI yang memang mulai mampu memvisualisasikan emosi karakter dengan sangat baik lewat serangkaian scene yang ada, dan tidak hanya terpaku soal pertempuran para hero untuk menyelamatkan dunia. Beberapa seri lain seperti XII dan XIII yang walaupun memiliki sistem battle yang inovatif dan menarik, terhitung gagal untuk meninggalkan momen memorable dan jalinan cerita yang menggugah. Dengan tren kualitas yang kian menurun, adalah harapan bagi para gamer penggemar FF untuk dapat menemukan kembali momen luar biasa sekelas 10 momen di atas untuk Final Fantasy XV mendatang.
Bagaimana menurut Anda gamer yang juga menggemari Final Fantasy? Momen mana yang menurut Anda paling memorable dari semua seri Final Fantasy yang pernah Anda mainkan, namun kebetulan tidak masuk di dalam list kami? Feel free to discuss and expand the list..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar